XzJAwJhHku65xHEjMu7cG3aeQ0SKKMUSIfQQoxA2
Bookmark

Apa Arti Simbol Gunungan Wayang? Berikut Penjelasannya

Gunungan bukan sekadar alat dalam pementasan wayang, tetapi simbol penuh makna yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa. Dengan segala orname
Gunungan wayang
Gunungan Wayang

Wayang kulit merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional paling kaya makna di Indonesia, khususnya di Jawa. Dalam pementasan wayang, terdapat berbagai elemen penting yang membentuk struktur cerita dan filosofi, salah satunya adalah Gunungan. Meskipun tidak mewakili tokoh atau karakter seperti wayang lainnya, Gunungan wayang memiliki posisi sentral dalam pementasan karena mengandung simbolisme yang sangat mendalam.

Baca juga: Proses Pembuatan Gunungan Wayang Tembaga

Gunungan biasanya diletakkan di tengah layar (kelir) sebelum pertunjukan dimulai, dan digunakan sebagai penanda transisi, awal dan akhir adegan, serta untuk menyampaikan pesan filosofis tertentu. Bentuknya menyerupai gunung atau kerucut dengan ornamen-ornamen khas yang penuh makna.

Lalu, sebenarnya apa arti dari simbol Gunungan dalam wayang kulit? Artikel ini akan membahas asal-usul, makna simbolik, serta fungsi Gunungan dalam pertunjukan wayang kulit yang hingga kini masih digunakan dalam berbagai upacara adat dan hiburan budaya di Indonesia.

Dengan memahami makna Gunungan, kita bisa menangkap filosofi hidup orang Jawa yang tercermin dalam karya seni budaya yang telah bertahan selama berabad-abad ini.

Asal Usul dan Bentuk Gunungan

Gunungan dalam wayang kulit berasal dari bentuk kayon, yaitu daun besar atau gunung sebagai lambang alam semesta. Bentuk fisiknya menyerupai segitiga yang melebar di bawah dan meruncing ke atas. Di dalamnya terdapat berbagai ornamen seperti pohon hayat (pohon kehidupan), naga, singa, burung, dan kadang api atau petir.

Gunungan dibuat dengan penuh filosofi. Di sisi kiri dan kanan sering terdapat bentuk flora dan fauna yang melambangkan dunia nyata dan dunia spiritual. Pada bagian atas biasanya terdapat simbol api yang mencerminkan kekuatan atau semangat hidup. Warna yang digunakan juga tidak sembarangan; kombinasi emas, merah, hitam, dan hijau memiliki makna tersendiri dalam budaya Jawa.

Makna Filosofis Gunungan

  • Simbol Awal dan Akhir Kehidupan: Gunungan diletakkan di awal dan akhir pertunjukan untuk melambangkan kelahiran dan kematian, permulaan dan penutupan siklus hidup.
  • Lambang Alam Semesta: Gunungan menggambarkan keseimbangan antara dunia nyata dan dunia roh, kehidupan dan kematian, serta baik dan buruk.
  • Kesatuan Mikro dan Makrokosmos: Pohon hayat di tengah gunungan melambangkan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta.
  • Transisi Cerita: Gunungan digunakan untuk menandai perpindahan antar adegan atau perubahan suasana.

Fungsi Gunungan dalam Pertunjukan Wayang

Dalam praktiknya, dalang menggunakan Gunungan sebagai alat transisi dan ekspresi dramatik. Berikut beberapa fungsi utama Gunungan:

  1. Penanda Awal dan Akhir: Sebelum tokoh wayang muncul, Gunungan dipasang sebagai simbol 'kosong' atau alam sebelum kehidupan.
  2. Pemisah Adegan: Ketika cerita berpindah tempat atau suasana, Gunungan digunakan untuk menutup dan membuka layar baru.
  3. Representasi Alam: Gunungan bisa diartikan sebagai hutan, gunung, atau tempat spiritual, tergantung konteks cerita.
  4. Ekspresi Emosi dan Energi: Saat suasana cerita berubah menjadi konflik atau klimaks, Gunungan bisa digerakkan cepat sebagai simbol kegelisahan atau energi besar.

Simbol Kebijaksanaan dan Kehidupan

Dalam pandangan filsafat Jawa, Gunungan adalah cerminan dari hidup itu sendiri—penuh lika-liku, perubahan, dan harapan. Bentuk segitiga yang mengerucut ke atas melambangkan perjalanan hidup manusia menuju kesempurnaan spiritual. Ini selaras dengan konsep "manunggaling kawula gusti", yaitu penyatuan manusia dengan Sang Pencipta.

Gunungan mengajarkan bahwa setiap awal pasti memiliki akhir, dan setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Siklus kehidupan yang terus berputar digambarkan dalam peran Gunungan sebagai awal dan penutup pertunjukan wayang.

Tak heran jika simbol Gunungan juga digunakan di luar dunia wayang, seperti pada lambang lembaga budaya, institusi pendidikan, bahkan dekorasi interior tradisional.

Keberadaan Gunungan mengingatkan kita untuk hidup selaras dengan alam dan spiritualitas, serta selalu menjaga keseimbangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Penutup

Gunungan bukan sekadar alat dalam pementasan wayang, tetapi simbol penuh makna yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa. Dengan segala ornamen dan fungsinya, Gunungan adalah karya seni dan filosofi yang sangat kaya dan dalam.

Melalui Gunungan, kita diajak memahami bahwa kehidupan adalah perjalanan menuju keseimbangan dan harmoni, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi juga antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta.

Menjaga dan memahami nilai-nilai budaya seperti Gunungan berarti ikut serta melestarikan warisan leluhur yang sarat kebijaksanaan. Ini menjadi tugas kita bersama, agar budaya luhur ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan baru tentang pentingnya Gunungan dalam seni wayang dan makna simboliknya dalam kehidupan.

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Post a Comment